Udah dua hari ini gw telat terus ke kantor.
Yahhh, gmn ya, ke-pewe-an kamar yang sekarang bikin betah tidur sepanjang waktu.
Hehe, kmr ga pewe aj gw bisa kyk kebo tidurnya, apalg kmr pewe.
Sesuai dengan shio kali ye...KEBO.
Well, bkn itu yang mau dibahas disini. Ini tetang mslh pendidikan di Indonesia. (cieh, berat
banget)
Gini, kmrn tu Sampoerna Foundation ngadain diskusi ttg link and match between education and
industry (tentunya di Indonesia, jangan disamain sm klo lo skola di luar negri).
Diskusi yang bernama P3DS (Public Private Partnership Discussion Series) ini menggabungkan antara public and private organization (depdiknas, SF, guru dr bbrp skola, dll).
Sbnrnya dari waktu gw sm vida disuruh bikinin rundwon untuk acara ini (yg mana akhirnya hanya vida sendiri yang ngerjain, hehehe. thx vid), kita udah males. koq dari judul acaranya kelihatan garing yak?
Nah, kmrn gt nyampe kantor, tiba2 disuruh ikut berpartisipasi ngurusin acara on D-day. mana gw musti ngurusin power point si moderator yang cuman 2 slide dan gw sendiri jadi bingung fungsi power point itu buat apa (soalnya dy jg cuman duduk dan baca kertas yang dy bawa).
sementara si vida jadi resepsionis.
Well then, hanya ada gw sendirian di tengah2 diskusi garing ini.
Untungnya ada oom ganteng dan setia yang selalu menggurihkan saat2 garing gw.
OK, itu distraction.
Wkt gw mulai konsentrasi ke acara (krn si oom ganteng musti ngerjain peer), gw terkesima
waktu Pak Chi Wei, CEO gw yang brilliant, genius, smart, whatever, membahas tentang lapangan kerja.
Menurut dy, asumsi orang2 ttg banyaknya sarjana dan terbatasnya lapangan kerja yang tersedia adalah salah.
Yang terjadi sebenarnya adalah, mem-boomingnya lulusan2 yang unqualified. Semakin canggih jaman, semakin banyak lapangan pekerjaan. bahkan banyak pekerjaan2 baru yang ga pernah terpikirkan oleh kakek-nenek kita dulu.
Contoh: hanya dengan icip2 dan rekomendasi makanan, org bisa dapet duit (wisata kuliner).
Di sisi lain, (menurut Pak Elan, salah satu BODny SF), negara kita ini ga punya sektor industri yang jelas (bener ga ya sebutannya sektor industri??hehe)
Kalo dulu, dari SD sampe SMP, guru IPS gw blg Indonesia adalah negara agriculture, yang mana sektor industriny adalah pertanian.
Cb dipikir2, jaman skrg, sawah aj udah digusur, hutan ditebang abis, terjadi urbanisasi besar2an,
org2 pindah ke kota untuk jadi pgawai negri ato pengusaha (hehe, knp musti ada pegawai negrinya??another distraction, sorry...^^).
Jadi, sektor industri negara kita udah blur.
Dibilang mau dibawa ke ekonomi, bukan...
ke teknologi, bukan jugaaa..
ke pertanian juga bukan...
Medis, apa lagi..???Aji gile, malpraktek dimana2 skrg...
Ke-blur-an ini lah yang bikin para orangtua kita heboh mengatur, menyarankan (bahkan ada yang memaksa) anak2nya dalam memilih jurusan. Pada umumnya anak2 mereka (seperti gw, tmn2 gw, ade2 gw, sepupu bahkan PE gw) akan akan disuruh memilih jurusan yang lagi BANYAK dibutuhin orang, atau bahkan milih universitas yang langsung menjanjikan lapangan pekerjaan.
Nah...akhirnya, lahirlah yang namanya "musim jurusan", dimana semua org2 lulus SMA mendaftar jurusan yg lagi heboh2nya di jaman mreka.
Berhubung gw lupa contohnya, gw pake contoh bodoh gw aja ya..
Jaman nyokap2 kita dulu pan musim banget tuh yang namany sekolah salon ato sekolah jahit,
semua wanita2 berlomba untuk sekolah salon dan sekolah jahit. coba lo skrg sekolah salon ato jahit (sekali lagi ditekankan, ini membahas Indonesia. beda kalo lo ambl skolah salon ato jahit di
luar yeee).
Kalo jaman sekarang, menurut penglihatan gw (hypothesis gw sbg penulis; anjriiittt reminds me
of that THESIS**K), org lagi berame2 ngmbil jurusan design n photography.
Selanjutnya, seorang Bapak (yang ntah perwakilan dari mana) mengungkapkan, Indonesia ga
punya standarisasi pendidikan yang jelas. Yahhh contoh paling nyatanya adalah, tiap ganti pemerintahan, ganti mentri pendidikan, pasti kita ganti standard pendidikan n ganti kurikulum.
Then, we are the victims!
Belum lagi kualitas guru dan dosen yang semakin hari semakin anjlok..
Hwahhh...gile..mslh pendidikan disini emg udah kayak mengurai benang kusut
Hihhh..tadinya gw mau nulis istilah lain yang lebih dasyat drpd mengurai benang kusut, nah berhubung ada vida sm dewo, keluarlah istilah2 aneh spt:
1. Seperti ngepel di atas lumpur
--> jiwa pembantu sekali
2. seperti makan buah simalakama
-->standard, ga kreatip
3. seperti main domino
-->ga jelas
4. seperti mencari bintang yang sama di langit tyap malam
-->sok puitis
5. seperti kopi masuk ke susu
-->ini sih enak, gilaaa
6. seperti mencari pasir di pantai
-->hahahahha,,,,u must can guess who stated this stupid fable... :(
Yah, mengulur benang kusut emang lebih tepat...
Hihihihihi...
Well guys, let's do sumthin for this *fabulous country (*what a woman word...)
Thursday, November 1, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment